Friday, November 5, 2010

Pintu-pintu pahala dan penghapus dosa



Bagi yang ingin meninggalkan dunia dalam keadaan diampuni dosa, membawa banyak pahala dan masuk surga, kepadanyalah ditujukan risalah ini.

Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat. (Terj. Hud: 114)



Berikut ini beberapa amalan yang mendatangkan pahala dan menghapuskan dosa yang diambil dari mata air yang jernih yaitu Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih:

1. Tobat,

Allah Subhaanahu wa Ta’aala berfirman:

Wahai orang-orang yang beriman! bertobatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa. Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (At Tahrim: 8)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ تَابَ قَبْلَ أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ مِنْ مَغْرِبِهَا تَابَ اللَّهُ عَلَيْهِ

“Barang siapa yang bertobat sebelum matahari terbit dari barat, maka Allah akan menerima tobatnya.” (HR. Muslim)

إِنَّ اللَّهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِر

“Sesungguhnya Allah akan menerima tobat seorang hamba, selama nyawanya belum sampai di tenggorokan.” (HR. Tirmidzi dengan isnad yang shahih)

2. Menghadiri majlis ilmu (pengajian)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga.” (HR. Muslim)

3. Dzikrullah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْ قَالُوا بَلَى قَالَ ذِكْرُ اللَّهِ تَعَالَى

“Maukah aku beritahukan amalan yang paling baik, paling suci di sisi Tuhanmu dan paling meninggikan derajatmu, bahkan lebih baik daripada kamu menginfakkan emas dan perak, serta lebih baik dariapada kamu menghadap musuh lalu kalian membunuh atau terbunuh?” Para sahabat menjawab, “Ya, mau”, Beliau menjawab, “Dzikrullah.” (Shahih At Tirmidzi 3/139)

Dzikrullah ini mencakup dzikr yang mutlak maupun muqayyad. Dzikr yang mutlak adalah dzikr yang yang tidak ditentukan oleh syara’ (Al Qur’an dan As Sunnah) kapan waktu dibacanya. Seperti empat ucapan yang dicintai Allah yaitu “Subhaanallah, al hamdulillah, laailaahaillallah dan Allahu akbar” (sebagaimana dalam riwayat Muslim), ucapan “Subhaanallah wa bihamdih, subhaanallahil ‘azhiim” (dua ucapan yang ringan di lisan, berat di timbangan dan dicintai Ar Rahman sebagaimana dalam riwayat Bukhari dan Muslim), ucapan “Astaghfirullah wa atuubu Ilaih” (sebagaimana dalam riwayat Bukhari) dsb, tentunya tidak dibaca pada saat yang di sana ada dzikr muqayyad. Dzikr muqayyad adalah dzikr yang ditentukan oleh syara’ kapan dibacanya, seperti dzikr ketika keluar rumah, dzikr masuk masjid-keluar masjid, dzikr memakai pakaian, dzikr setelah makan, dzikr masuk WC dsb.

4. Mengerjakan yang ma’ruf (perintah-perintah Allah) dan menunjukkan orang lain kepadanya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كُلُّ مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌ

“Setiap yang ma’ruf adalah sedekah.” (HR. Bukhari)

مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ, فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ

“Barang siapa yang menunjukkan orang lain kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim)

5. Membaca Al Qur’anul Karim,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلَامٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ

“Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka ia akan mendapatkan satu kebaikan dengan huruf itu, dan satu kebaikan itu akan dilipatgandakan menjadi 10. Aku tidaklah mengatakan Alif laam miim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan Mim satu huruf.” (HR. Tirmidzi)

6. Belajar Al Qur’an dan mengajarkannya,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ اْلقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ

“Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al Qur’an dan mengajarkannya.” (HR. Bukhari)

7. Menyebarkan salam,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَا تَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى تُؤْمِنُوا وَلَا تُؤْمِنُوا حَتَّى تَحَابُّوا أَوَلَا أَدُلُّكُمْ عَلَى شَيْءٍ إِذَا فَعَلْتُمُوهُ تَحَابَبْتُمْ أَفْشُوا السَّلَامَ بَيْنَكُمْ

“Kamu tidak akan masuk surga sampai kamu beriman, dan tidak sempurna iman kamu sampai kamu saling mencintai. Maukah kamu aku tunjukkan sesuatu yang apabila kalian lakukan, niscaya kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim)

8. Saling mencintai karena Allah,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَيْنَ الْمُتَحَابُّونَ بِجَلَالِي الْيَوْمَ أُظِلُّهُمْ فِي ظِلِّي يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلِّي

Sesungguhnya Allah akan berfirman pada hari kiamat, “Di manakah orang-orang yang saling mencintai karena kebesaran-Ku. Pada hari ini, Aku akan menaungi mereka dalam naungan-Ku di mana ketika itu tidak ada naungan selain naungan-Ku.” (HR. Muslim)

9. Menjenguk orang yang sakit,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَعُودُ مُسْلِمًا غُدْوَةً إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُمْسِيَ وَإِنْ عَادَهُ عَشِيَّةً إِلَّا صَلَّى عَلَيْهِ سَبْعُونَ أَلْفَ مَلَكٍ حَتَّى يُصْبِحَ وَكَانَ لَهُ خَرِيفٌ فِي الْجَنَّةِ

“Tidak ada seorang muslim pun yang menjenguk orang muslim lainnya (yang sakit) di waktu pagi, kecuali 70.000 malaikat akan mendoakannya hingga sore hari. Jika menjenguk di sore hari, maka 70.000 malaikat akan mendo’akannya hingga pagi hari, dan untuknya kurma di surga.” (Shahih At Tirmidzi 1/286).

10. Memudahkan orang yang kesulitan membayar hutang,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَانَ رَجُلٌ يُدَايِنُ النَّاسَ وَكَانَ إِذَا رَأَى إِعْسَارَ الْمُعْسِرِ قَالَ لِفَتَاهُ تَجَاوَزْ عَنْهُ لَعَلَّ اللَّهَ تَعَالَى يَتَجَاوَزُ عَنَّا فَلَقِيَ اللَّهَ فَتَجَاوَزَ عَنْهُ

“Dahulu ada orang yang memberikan pinjaman kepada orang lain, ketika ia melihat orang yang meminjamnya kesulitan, iapun berkata kepada pelayannya, “Sudah, bebaskan saja ia dari hutang, mudah-mudahan Allah membebaskan kita dari dosa”, ketika ia menghadap Allah, maka Allah menghapuskan dosanya.” (HR. Nasa’i)

11. Menutupi ‘aib seorang muslim,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لاَ يَسْتُرُ عَبْد عَبْداً فِي الدُّنْيَا إِلاَّ سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ

“Tidaklah seorang hamba menutupi aib yang lain di dunia, kecuali Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat.” (HR. Muslim)

12. Silaturrahim (menyambung hubungan kekerabatan)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أََحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ عَلَيْهِ فِي رِزْقِهِ, وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ, فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya maka sambunglah tali silaturrahim.” (HR. Bukhari(

13. Berakhlak mulia,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang sebab yang paling banyak memasukkan orang ke surga, Beliau menjawab, “Yaitu takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.” (HR. Tirmidzi dan dihasankan oleh Al Al Bani dalam Shahih At Tirmidzi)

14. Berkata jujur

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ

“Kamu harus berkata jujur, karena kejujuran menunjukkan seeorang kepada kebaikan dan kebaikan menunjukkan seseorang ke surga,” (HR. Muslim)

15. Ridha menerima musibah,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

“Tidaklah seorang muslim mendapatkan kelelahan, sakit, kegelisahan dan kesedihan bahkan duri yang diinjaknya, kecuali Allah akan menghapuskan dengan itu dosa-dosanya. (HR. Bukhari)

16. Berbakti kepada orangtua,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ ثُمَّ رَغِمَ أَنْفُ قِيلَ مَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ مَنْ أَدْرَكَ أَبَوَيْهِ عِنْدَ الْكِبَرِ أَحَدَهُمَا أَوْ كِلَيْهِمَا فَلَمْ يَدْخُلِ الْجَنَّةَ

“Sungguh rugi, rugi, dan rugilah dia”, lalu ada yang bertanya, “Siapa, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yaitu orang yang mendapatkan bapak-ibunya telah tua keduanya atau salah satunya, tetapi tidak membuatnya masuk surga.” (HR. Muslim)

17. Menanggung janda dan orang miskin,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

السَّاعِي عَلَى الْأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَوْ الْقَائِمِ اللَّيْلَ الصَّائِمِ النَّهَارَ

“Orang yang menanggung janda dan orang miskin seperti seorang mujahid fi sabiilillah atau seperti orang yang melakukan shalat malam di malam hari dan puasa di siang hari.” (HR. Bukhari)

18. Mengurus anak yatim,

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَنَا وَكَافِلُ اْليَتِيْمِ فِي اْلجَنَّةِ هَكَذَا، وَقَالَ بِإِصْبِعَيْهِ السًّبَابَةِ وَاْلوُسْطَى

“Saya dengan pengurus anak yatim di surga nanti seperti ini –Beliau berisyarat dengan dua jarinya yaitu telunjuk dan jari tengah-.” (HR. Bukhari)

Ditulis oleh Abu Yahya Marwan, Disebarkan Melalui www.arabic.web.id

Maraaji’: 60 min abwaabil ajr (diterbitkan oleh Darul Wathan), Tafsir Al ‘Usyril Akhir wa yaliih ahkaam tahummul muslim dll.

No comments:

Post a Comment