Friday, April 5, 2013

Surah Al-Hujuraat 49:6




Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepada kamu seorang fasik membawa sesuatu berita, maka selidikilah (untuk menentukan) kebenarannya, supaya kamu tidak menimpakan sesuatu kaum dengan perkara yang tidak diingini dengan sebab kejahilan kamu (mengenainya) sehingga menjadikan kamu menyesali apa yang kamu telah lakukan.
(Al-Hujuraat 49:6) 

Asbabun Nuzul (Sebab-Sebab Turunnya Ayat al-Quran ini):
Imam Ahmad dan lain-lainnya mengetengahkan sebuah hadis dengan sanad yang Jayyid melalui Harits bin Dharar Al Khuza'i yang telah menceritakan, "Aku datang menghadap kepada Rasulullah saw. lalu beliau mengajakku masuk Islam, lalu aku menyatakan diri masuk Islam di hadapannya. Dan beliau menyeruku untuk mengeluarkan zakat, maka aku berikrar kepadanya akan mengeluarkan zakat, lalu aku berkata, 'Wahai Rasulullah! Bolehkah aku kembali kepada kaumku, aku akan ajak mereka masuk Islam dan menunaikan zakat. Maka barang siapa yang memperkenankan hal itu aku akan mengumpulkan harta zakatnya, lalu engkau mengirimkan utusanmu kepadaku dalam jangka waktu yang cukup supaya orang tersebut dapat membawa semua harta zakat yang telah aku kumpulkan kepadamu.'" 

Setelah Harits berhasil mengumpulkan harta zakat kaumnya, waktu yang telah dijanjikan telah tiba, ternyata Rasulullah saw tidak mengirimkan utusannya. Setelah ditunggu-tunggu ternyata tidak juga muncul, maka Harits menduga bahwa Rasulullah saw. marah terhadap dirinya; lalu ia mengumpulkan semua orang-orang kaya kaumnya, dan berkata kepada mereka, "Sesungguhnya Rasulullah saw dulu telah menentukan waktu untuk mengirimkan utusan kepadaku supaya mengambil zakat yang berhasil aku kumpulkan ini. Aku yakin bahwa Rasulullah tidak akan menyalahi janjinya, menurut dugaanku tiada yang menghalangi beliau untuk datang kepadaku melainkan beliau marah kepadaku. Maka sekarang marilah kita berangkat untuk menyerahkannya langsung kepada Rasulullah saw." 


Pada saat bersamaan Rasulullah saw mengirim Walid bin Uqbah untuk mengambil harta zakat yang ada pada Harits. Hanya saja ketika Walid sampai di tengah jalan, ia kembali lagi menghadap Rasulullah saw. dan melapor, "Sesungguhnya Harits menolak untuk membayarkan zakatnya kepadaku, bahkan dia hampir saja membunuhku." Maka Rasulullah saw kembali membentuk utusannya yang baru untuk dikirimkan kepada Harits. Tetapi ketika para utusan itu baru keluar dari Rasulullah, tiba-tiba datanglah Harits bersama dengan teman-temannya dan bertembung dengan para utusan itu. 


Lalu Harits bertanya kepada mereka, "Hendak ke manakah kalian diutus?" Mereka menjawab, "Kami diutus untuk menemuimu." Harits kembali bertanya, "Mengapa?" Mereka berkata, "Sesungguhnya Rasulullah saw telah mengutus kepadamu Walid bin Uqbah, lalu ia melaporkan bahwa kamu tidak mau membayar zakat kepadanya dan bahkan kamu hendak membunuhnya." Harits berkata, "Tidak, demi Allah yang telah mengutus Muhammad dengan membawa perkara yang hak, aku tidak pernah melihatnya dan belum pernah pula aku kedatangan dia." Ketika Harits datang menghadap Rasulullah saw. lalu Rasulullah saw. berkata kepadanya, "Kamu tidak mahu membayar zakat, dan bahkan kamu bermaksud untuk membunuh utusanku." Harits menjawab, "Tidak, demi Tuhan yang telah mengutusmu dengan membawa perkara yang hak." Maka turunlah ayat tersebut untuk membenarkan pengakuan al-Harits.


Walaupun hadis di atas membicarakan sikap al-Walid yang menyebarkan berita palsu, tetapi hukumnya umum dan berlarutan sehingga ke hari akhirat. Kaedah tafsir menetapkan pengajaran dan iktibar itu diambil kira berdasarkan lafaz umum bukan sebab khusus.

Kisah ini memberi peringatan dan panduan kepada kita adab atau etika apabila menerima sesuatu maklumat yang tidak dapat dipastikan kesahihannya. Sikap tergopoh-gapah menerima sebarang berita disampaikan boleh mendatangkan penganiayaan kepada orang lain.

KOMUNIKASI dan penyebaran maklumat disebar pantas secara maya (virtual) melalui internet. Penciptaan alat komunikasi ini mempunyai banyak faedah jika digunakan dengan baik.

Pengguna perlu berdisiplin, mengikut peraturan dan bertanggungjawab supaya kemajuan itu tidak disalahgunakan terutama menyebarkan perkara tidak benar. Segala berita yang disebarkan, hendaklah diselidik terlebih dulu. Untuk menilai kesahihan sesuatu berita yang disebarkan, al-Quran sudah ada garis panduannya. 

Allah sudah memberi peringatan dan mengajar semua umat Islam supaya meneliti serta menyelidik terlebih dulu berita disampaikan kepada mereka. Jangan tergesa-gesa mempercayai sesuatu berita dan jangan terlalu cepat menafikannya sebelum membuat penelitian terhadap kebenarannya.

Takut jika terlalu tergesa-gesa membuat keputusan berdasarkan berita disebarkan, menyebabkan orang yang diberitakan itu mendapat hukuman, padahal ia tidak melakukan kesalahan pun. Dalam hal ini jelas berlaku penganiayaan dan kezaliman.

Umat Islam seharusnya berhati-hati menerima berita yang disebarkan. Namun, masih ada segelintir umat Islam yang mudah menerima tanpa memastikan kebenarannya. 

Selain itu, umat Islam juga seharusnya berfikir dengan rasional manfaat dan kemudaratan hasil tindakan yang akan dilakukan. Islam itu benar. Sampaikanlah kebenaran. Setiap tindakan akan mencerminkan keperibadian seseorang muslim itu sendiri